Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Nusa Tenggara Barat Ridwan Syah di Mataram, Rabu, mengatakan dengan beroperasinya BIL memberika peluang berusaha kepada masyarakat, ini merupakan dampak positif dari kehadiran bandara itu.
“Perusahaan angkutan umum terutama taksi saat ini semakin berkembang. Khusus yang beroperai di BIL yang sebelumnya hanya 65 unit kini bertambah menjadi 115 unit belum termasuk mobil travel,” katanya.
Ia mengatakan, untuk masyarakat yang berjulan di kawasan BIL, perlu diatur. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah harus mengatur para pedagang, karena bandara bukan tempat berjualan, karena ini menyangkut keamanan bandara.
“Para pedagang harus berjualan di luar kawasan bandara. Pemda harus membuat tempat-tempat khusus masyarakat berjualan, seperti tempat menjual kerajinan termasuk makanan dan minuman,” katanya.
Menurut Ridwan Syah, Pemkab Lombok Tengah harus menyediakan lahan khusus untuk tempat berjualan masyarakat agar mereka tidak berjualan di dalam kawasan bandara, karena ini menyangkut masalah keamanan bandara.
“Dampak secara langsung dari beroperasinya BIL di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, itu antara lain meningkatnya angka kunjungan wisatawan dibandingkan ketika bandara masih beroperasi di Selaparang,” ujarnya.
Ia mengatakan, terpenuhinya target satu juta wisatawan yang ditetapkan dalam program unggulan Visit Lombok Sumbawa (VLS) 2012 tidak terlepas dari dukungan BIL. Keberadaan bandara tersebut merupakan salah satu faktor penentu terealisasinya target kunjungan satu juta wisatawan.
Indikator lain, menurut dia, adalah pergerakan pesawat baik mendarat maupun lepas landas mengalami peningkatan cukup signifikan.
“Ketika di Selaparang, Mataram setiap hari hanya 24 atau 48 pergerakan, sedangkan sekarang di BIL meningkat tajam menjadi sekitar 80 atau 160 landing dan take off. Jadi ada peningkatan cukup signifikan,” katanya.
Menurut Ridwan Syah, dari perkembangan jumlah maskapai yang melayani penerbangan dari dan ke BIL mengalami peningikatan. Ketika masih di Bandara Selparang hanya delapan, saat ini berkembang menjadi 12 maskapai penerbangan yang beroperasi.
Terkait dengan konektivitas, katanya, ada pembukaan rute-rute baru. Rute penerbangan domestik yang sudah terealisasi dalam satu tahun adalah rute Lombok (NTB)-Makassar (Sulawesi Selatan).
Sementara rute penerbangan internasional adalah Lombok – Kualalumpur, Malaysia.
Selain itu, kata Ridwan Syah, juga ada peningkatan kapasitas dari rute-rute lama, terutama penambahan frekuensi penerbangan, misalnya Surabaya dan Jakarta.